Prinsip-Prinsip Pencegahan Invasive Alien Species (IAS)
Mengingat bahwa jalur
dan dampak dari jenis asing invasif terhadap keanekaragaman hayati sulit
diprediksi, maka diperlukan upaya identifikasi dan pencegahan introduksi tidak
disengaja seperti juga introduksi yang disengaja berdasarkan pendekatan
kehati-hatian, khususnya berdasarkan analisis resiko. Hal ini bertujuan untuk melindungi lingkungan
hidup dan konservasi keanekaragaman hayati yang sesuai dengan Konvensi
Keanekaragaman Hayati (CBD) dan berdasarkan pendekatan kehati-hatian seperti
yang tercantum dalam prinsip 15 dari Deklarasi Rio mengenai Lingkungan dan
Pembangunan yang menyatakan “ Dalam rangka melindungi lingkungan, pendekatan
kehati-hatian akan diterapkan secara luas di berbagai negara sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Jika
terdapat ancaman yang serius atau kerusakan parah, kekurangan bukti ilmiah
tidak akan digunakan sebagai alasan untuk menunda tindakan biaya efektif dalam
mencegah degradasi lingkungan”.
Tindakan pencegahan biasanya lebih murah dan ramah
lingkungan dibandingkan tindakan setelah introduksi dan menetapnya jenis asing
invasif. Jika species asing invasif
telah diintroduksi maka deteksi dini dan tindakan cepat sangat mendesak
dilakukan untuk mencegah kemapanan jenis asing invasif tersebut. Saran yang dianjurkan adalah melakukan
eradikasi organisme secepat mungkin.
Saat yang paling tepat untuk melakukan eradikasi adalah pada tahap awal
invasi ketika populasi masih sedikit dan terlokalisasi.
Jika eradikasi tidak mungkin dilakukan atau sumberdaya
untuk eradikasi tidak tersedia, harus dilakukan kontainment (mencegah
penyebaran) dan kontrol jangka panjang.
Kontainment merupak strategi yang tepat dalam kondisi organisme atau
populasi dari jenis asing invasif masih kecil sehingga tindakan ini
memungkinkan untuk dilakukan. Pemantau
secara berkala sangat dibutuhkan dan penting sikaitkan dengan tindakan cepat
untuk eradikasi.
Selain 2 hal tersebut diatas, kontrol harus difokuskan
untuk mereduksi penyebab kerusakan serta jumlah jenis asing invasif. Kontrol akan lebih efektif tergantung pada
teknik pengelolaan yang terintegrasi, termasuk kontrol mekanik, kimia dan
biologi serta pengelolaan habitat yang baik.
Dalam kerangka jenis asing invasif, setiap negara harus
mengetahui resiko dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam wilayah hukumnya
termasuk menyediakan informasi mengenai perilaku jenis asing invasif atau jenis
lain yang berpotensi untuk bersifat invasif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar